seringkali para pemula bertanya mengapa di dalam sebuah sepeda mtb
terdapat begitu banyak roda gigi (gears). apakah semuanya diperlukan?
mengapa tidak cukup hanya 5 roda gigi belakang dan 2 roda gigi depan?
lantas kapan harus memindahkan dari gigi besar ke gigi kecil atau
sebaliknya? tulisan ini mencoba menjawab pertanyaan – pertanyaan
tersebut. sumber tulisan berasal dari pengalaman, tukar pikiran dengan
kawan – kawan sehobi, serta beberapa artikel luar negeri.
roda gigi multi-kecepatan (multi-speed gears) yang terpasang di mtb
yang umum dijumpai adalah 8 atau 9 gigi belakang dan 3 gigi depan atau
yang dikenal dengan 24/27 speed. jumlah terbanyak roda gigi belakang
saat ini adalah 10 buah (30 speed). roda gigi multi kecepatan sangat
berguna di saat kita menanjak sehingga kita tidak perlu menggenjot
dengan berdiri atau bahkan turun dan menuntun sepeda. sebaliknya para
downhiller pun tetap bisa memanfaatkan gigi multi kecepatan untuk tetap
menjaga kecepatan sepedanya.
hanya mtb berjenis cross-country dan
all-mountain yang memiliki jumlah speed 27 atau 30. sepeda downhill,
dirtjump, dan free-style memiliki jumlah gigi yang disesuaikan dengan
kebutuhan masing – masing.
setiap pesepeda memiliki kecepatan kayuhan masing – masing. kecepatan
kayuhan (cadence) yang ideal yang seharusnya dicari oleh masing –
masing individu. dengan cadence ideal, berarti tenaga yang kita salurkan
untuk mengayuh sepeda dapat bertahan lama dan tidak cepat lelah. dengan
kata lain ideal cadence adalah kondisi sempurna di mana tenaga kita
dapat seluruhnya tersalurkan untuk mengayuh sepeda. cadence yang ideal
sangat tergantung kepada kontur jalan, hambatan angin, dan kondisi
kesehatan kita sendiri pada suatu waktu.
bagaimana mencapai cadence ideal? hanya bisa dicapai dengan terus
berlatih mencari rasio roda gigi depan dan belakang. anda hanya bisa
mendapatkan rasio gigi optimal pada setiap kondisi jalan dengan cara
berlatih. tidak ada rumusan baku untuk hal ini. kuncinya pada ketekunan
dan kedisiplinan diri dalam berlatih.
anda bisa memantau cadence anda dengan cyclometer yang memiliki fitur
cadence. kenaikan kemampuan cadence menunjukkan keberhasilan latihan
anda. faktanya, atlet – atlet sepeda yang langganan juara adalah mereka
yang secara disiplin memperhatikan cadence ideal mereka.
jika roda gigi anda terlalu tinggi (gigi kecil), kayuhan akan terasa
berat sehingga cadence menurun. mengayuh lebih lambat dibanding cadence
ideal berakibat tenaga akan cepat terkuras dan berisiko cedera otot
khususnya pada lutut dan pinggul.
sedangkan jika roda gigi terlalu rendah (gigi besar), kayuhan akan
terasa sangat ringan sehingga cadence menjadi terlalu cepat. mengayuh
lebih cepat dari cadence ideal menyebabkan tenaga terbuang percuma yang
ujungnya akan cepat lelah.
gunakan gigi yang sama di jalan datar apabila anda bersiap memasuki
tanjakan dengan kecepatan tinggi. kemudian secara perlahan pindahkan ke
gigi yang satu langkah lebih ringan setiap kali kayuhan terasa berat.
gunakan gigi rendah (gigi besar) saat menapaki jalur pendakian tanpa
persiapan speed yang cukup. kemudian pindahkan ke gigi yang lebih tinggi
(gigi kecil) setiap memasuki bonus trek datar di mana tidak dibutuhkan
kaki kayuhan yang konstan.
sesaat sebelum mencapai puncak tanjakan, segera pindahkan gigi ke
lebih tinggi. pertahankan pada saat anda menuruni trek. pada saat turun,
anda akan lebih dituntut untuk konsentrasi ke rem dibandingkan sifter.
untuk medan yang lebih bervariasi, pertahankan gigi depan di posisi
tengah. pergunakan variasi roda gigi belakang untuk menghadapi
perpindahan medan yang sangat cepat.
jadi kesimpulannya, carilah cadence ideal anda dengan cara berlatih
mencari rasio roda gigi depan dan belakang yang optimal di setiap medan.
ingat jangan terlalu memaksakan diri sehingga anda bisa terhindar dari cedera otot. selamat berlatih.
sumber http://asbindro.wordpress.com/2010/08/06/tips-perpindahan-roda-gigi/
Senin, 24 September 2012
Memilih travel fork
Sering kali kita bingung menentukan ukuran ideal fork untuk sepeda
gunung kita. Fork atau suspensi depan memiliki variasi ukuran yang
bermacam-macam sesuai dengan peruntukan sepeda MTB kita.
Setiap pesepeda pasti membutuhkan ukuran yang sesuai untuk memilih sepeda yang digunakan untuk melibas medan offroad selama ber-MTB ria. Namun urusan suspensi sudah ada ukuran standar yang harus diketahui. Panjang travel suspensi yang sesuai jenis sepeda telah disesuaikan dengan kebutuhan berbagai medan offroad.
Sebagi contoh, untuk penghobi cross country pasti menggunakan suspensi depan pada fork dengan travel antara 80 - 100 mm yang disesuaikan untuk melibas berbagai medan. Namun untuk downhiller, akan menggunakan fork dengan suspensi bertravel 180 - 203 mm.
memaksakan fork travel tinggi demi penampilan terlihat gagah seringkali melampaui pakem yg ada, yg ujung2 nya rearshock bekerja terlalu berat , akibatnya rearshock cepat rusak, bahkan yg fatal bisa sampai berakibat frame patah.
Untuk lebih jelasnya ini beberapa ukuran fork dan peruntukannya :
Setiap pesepeda pasti membutuhkan ukuran yang sesuai untuk memilih sepeda yang digunakan untuk melibas medan offroad selama ber-MTB ria. Namun urusan suspensi sudah ada ukuran standar yang harus diketahui. Panjang travel suspensi yang sesuai jenis sepeda telah disesuaikan dengan kebutuhan berbagai medan offroad.
Sebagi contoh, untuk penghobi cross country pasti menggunakan suspensi depan pada fork dengan travel antara 80 - 100 mm yang disesuaikan untuk melibas berbagai medan. Namun untuk downhiller, akan menggunakan fork dengan suspensi bertravel 180 - 203 mm.
memaksakan fork travel tinggi demi penampilan terlihat gagah seringkali melampaui pakem yg ada, yg ujung2 nya rearshock bekerja terlalu berat , akibatnya rearshock cepat rusak, bahkan yg fatal bisa sampai berakibat frame patah.
Untuk lebih jelasnya ini beberapa ukuran fork dan peruntukannya :
- 80mm, 100mm, 120mm masih dikategori XC (cross country)
- 120mm, 130mm, 140mm, 150mm dikategorikan sebagai Trail/AM (All Mountain)ringan
- 150mm, 160mm, 170mm sebagai All Mountain serius.
- 170mm keatas masuk kategori Freeride/Downhill
Memilih Stem vs Gaya Bersepeda
Apakah selama ini anda mempercayakan pilihan komponen sepeda Anda pada ‘tukang’ rakit sepeda atau keputusan ‘final’ pabrikan? Jika jawabannya ‘iya’, bukan hal yang salah, karena tiap pabrikan juga pasti sudah menguji tiap desain produk sebelum meluncurkannya ke pasaran. Namun demikian, lebih baik lagi jika Sobat menyimak ulasan kami kali ini, Bagaimana menentukan atau memilih stem sepeda kesayangan dengan menyesuaikan gaya bersepeda Anda.
Stem merupakan komponen penghubung antara handle bar (setang) dengan steerer tube pada fork sepeda. Untuk mempermudah pemahaman kita, berikut bentuk stem yang umum kita jumpai pada sepeda.
Sebagaimana kita ketahui bahwa secara garis besar pembagian jalur ‘minat’ bersepeda berdasar dominan trek yang ditempuh ada: cross country (XC), all mountain (AM), downhill (DH), freeride (FR), atau dirtjump (DJ), kesemuanya mewakili aktivitas bersepeda untuk trek off-road. Jalur ‘minat’ bersepeda selain telah tersebut sebelumnya tentu aktivitas bersepeda on-road.
Beda jalur yang ditempuh, idealnya tentu beda pula dalam pemilihan stem. Khususnya pada pemilihan panjang stem sepeda yang digunakan.
Pilihan Stem untuk All Mountan, Cross Country dan On-road, untuk jenis cyclist ini, beberapa referensi merekomendasikan penggunaan stem dengan ukuran panjang 50mm s.d. 130mm (variannya: 50, 70, 90, 110, 130mm).
http://www.kaskus.co.id/showpost.php?p=596435446&postcount=89
TIPS MEMILIH HANDLEBAR SEPEDA
handlebar alias setang sangat memegang peranan penting dalam bersepeda. Salah memilih bisa berakibat kurang nyaman dalam berepeda, bahkan seringkali mempersulit handling.
jangan tergiur merk, warna dan bentuk. sesuaikan dengan karakter bersepeda anda dan juga sepeda anda.
Setang lurus (Flat Handlebar) vs Setang Bengkok (Rise Handlebar) Manakah yang lebih cocok dengan selera dan tipe bersepeda Anda?
Flat Handlebar (stang lurus) dengan rise handlebar
(stang melengkung) punya karakteristik dan kegunaan sendiri-sendiri.
Artinya, yang satu tak lebih baik dari yang lain. Untuk memutuskan
handlebar mana yang akan dipilih (berkaitan dengan posisi dan postur
pengendara di atas sepeda) ada baiknya kita simak 3 hal berikut:
-
Flat handlebar akan membuat posisi pengendara relatif membungkuk sehinga berat tubuhnya sedikit bergeser ke depan dari center of- gravitynya. Posisi sedikit membungkuk ini paling ideal untuk mengejar speed serta mempertahankan kestabilan sepeda.
-
Rise handlebar, posisi tubuh pengendara akan jadi lebih tegak. Bahkan jika menggunakan stem pendek badan bakal bertambah tegak lagi. Makin tegak tubuh, titik gaya berat akan bergeser ke belakang. Bahkan bisa melampaui center of gravity (biasanya berada di seputar bottom braket). Posisi ini ideal untuk mengoptimalkan handling dan kontrol pada kemudi, terutama di medan turunan tajam dan berkecepatan tinggi.
-
Rise handlebar memiliki kemampuan meredam getaran yang lebih baik dibanding flat handlebar. Kemampuan meredam getaran ini sangat penting untuk membantu mengurangi rasa lelah pada lengan akibat buzzing saat melewati medan off-road.
Rise handlebar lazim dipergunakan untuk sepeda all
mountain, long travel XC, maupun sepeda Downhill dan Freeride. Makin
ekstrem lintasan yang akan dilalui, biasanya makin besar juga ukuran
(derajat) rise yang dibutuhkan. Flat handlebar lebih banyak dipakai pada
sepeda jenis cross-country (race) yang membutuhkan kecepatan tinggi dan
tingkat rigiditas tinggi begitu melahap tanjakan.
Sumber : http://thingsbike.com/tips-trick/tips-memilih-handlebar-setang-sepeda-gunung.htm
Langganan:
Postingan (Atom)